Jumat, 19 Oktober 2012

Menjadi "Spiderman"



Kita tentu pernah lihat film Spiderman, bukan? Film itu berkisah tentang Peter Paker, seorang pemuda yang secara fisik culun, lemah, dan tidak jago berduel. Pada suatu hari, dia dan teman-temannya melakukan study tour ke sebuah tempat, pusat penelitian laba-laba. Tanpa sengaja, dia tersengat seekor laba-laba yang lepas dari “kandangnya”. Dan, ternyata, laba-laba itu sebelumnya telah terkena semacam sinar radio aktif. Walhasil, sesampai di rumah, tubuh Paker lemah, demam, pusing, nyeri. Kromosom dan gen dalam tubuhnya telah berinteraksi dengan zat yang masuk dari sengatan laba-laba tadi sehingga dia mengalami sakit yang luar biasa.
Memang, jika berinteraksi dengan zat itu, kromosom manusia akan menjadi kromosom dalam bentuk lain. Esok paginya, Paker pun mendapati tubuhnya menjadi berotot. Matanya tidak lagi minus. Tidak hanya itu, dia pun bisa berlari lebih cepat dari biasa. Lompatannya juga lebih tinggi. Sampai-sampai di sekolah, ketika dia hendak dihajar oleh seorang temannya, Parker yang culun itu kini bisa menghindar bahkan melawannya dengan mudah. Lanjut cerita, dia juga bisa memanjat dinding dan mengeluarkan jaring-jaring, sampai akhirnya dia menjadi “manusia spiderman”, sang pahlawan superhero yang namanya dikenal setiap orang dan ditakuti penjahat.
Nah, apakah hanya Paker yang bisa seperti itu? Ternyata, kita pun bisa menjadi seperti dia. Bahkan, kita bisa lebih hebat dari sekedar menjadi “manusia spiderman”. Jika kromosom dalam tubuh Paker berinteraksi dengan zat lain setelah tersengat laba-laba, kita pun dapat menginterasi diri kita dengan sesuatu yang lebih dahsyat, yang akan membuat kita lebih hebat dari spiderman, superman, batman, dan man-man yang lain. Apakah itu? Tidak lain adalah al-Quran.
Ketika seseorang membaca al-Quran dan memahami makna beserta tafsirnya, al-Quran akan mengalir ke dalam darah, menyinari, dan menembus otak pembacanya. Al-Quran akan berinteraksi dengan DNA, kromosom, dan tulang. Menjadikannya lebih kuat sehingga terbentuk manusia-manusia yang luar biasa. Contoh orang yang berhasil menjadi manusia yang luar biasa karena berinteraksi dengan al-Quran adalah para sahabat Rasulullah SAW.
Bilal bin Rabbah, yang dulunya budak hitam (tanpa bermaksud merendahkan beliau) menjadi pejuang Islam yang namanya dikenal setiap orang sampai hari ini. Ali bin Abi Thalib menjadi pemuda yang sangat berani, menggetarkan musuh-musuh Islam. Thariq bin Ziyad, sang penakluk selat Gibraltar, Rabi' bin Amr yang tidak mau ‘ndungkluk’ di hadapan Rustum, Raja Romawi yang kafir. Mereka semua adalah orang-orang yang menjadi luar biasa karena berinteraksi dengan al-Quran. Singkat kata, al-Quran telah membuat orang jauh lebih hebat dari spiderman. Jika spiderman hanya bisa menaklukkan segelintir perampok --paling pol Globin dan Dr. Octovius-- Thariq bin Ziyad bisa menaklukkan selat atau negara. Allahu Akbar.
Tidak bisa ditolak, al-Quran sangatlah dahsyat. Karena itu adalah petunjuk dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Maka, jika kita ingin menjadi orang yang berani: pembela kebenaran yang luar biasa, hendaklah kita berinteraksi dengan al-Quran. Dengan al-Quran, si penakut menjadi pemberani, si lemah menjadi kuat, dan si pecundang menjadi pahlawan.
Tidak heran, jika seorang pendeta Nasrani pernah bilang pada pengikutnya: “Jika kamu ingin menghancurkan pemuda Islam, cara yang paling tepat bukan dengan memurtadkan mereka, tetapi dengan menjauhkan al-Quran dari mereka. Tampaknya, pendeta itu paham bahwa yang menjadikan pemuda Islam kuat adalah interaksi mereka dengan al-Quran. Karena itu, ia perintahkan pengikutnya untuk menjauhkan kita dari al-Quran. Dia begitu takut jika pemuda-pemuda Islam dekat dengan al-Quran.
Akhir kata, mari kita bangkit dengan al-Quran. Mari jadikan tulang kita lebih kuat dengan al-Quran, otak kita lebih tajam dengan al-Quran, dan hidup kita lebih mulia dengan al-Quran. Mari kita menjadi manusia yang lebih hebat dari sekedar spiderman. Demikian, bukan?




Athiful Khoiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tulis Pesan yang ingin kamu sampaikan disini