Sobat muda muslim, umur kamu sekarang berapa? Sudah baligh belum?
Hehehe… pertanyaannya aneh ya? Apakah kamu tahu arti baligh? Waduh, kalo
belum tahu atau lupa, perlu belajar lagi deh ya. Hmm.. intinya, baligh
itu adalah kondisi di mana kamu udah masuk ke fase dewasa, dan
meninggalkan fase anak-anak. Tandanya ya kalo cowok udah ihtilam (mimpi
‘indah’ sambil keluar sperma) dan kalo cewek udah haidh. Itu tanda
baligh. Konsekuensinya adalah kamu jadi terbebani hukum alias mukallaf
(beda lho ama mualaf, awas jangan sampe ketuker). Maksudnya apa sih?
Gini, kalo kamu udah baligh, berarti kalo berbuat maksiat bakalan
dicatet, begitu pula kalo berbuat baik akan jadi pahala. Waktu masih
anak-anak mah nggak dicatet amal-amalmu. Paham ya?
Belum? Waduh, gini kamsudnya, eh, maksudnya: kalo kamu ketika udah
baligh berbohong ya dicatat sebagai dosa, kamu nggak membuka aurat saat
keluar rumah, dicatet dosa, kamu berzina apalagi, itu termasuk dosa
besar, ya dicatet juga. Ngeri! Sebaliknya, kalo berbuat amal shalih dan
ikhlas dilakukan insya Allah dicatet sebagai perbuatan yang bakal nambah
pahalamu. Insya Allah.
Nah, ketika baligh apa yang kamu lakukan? Kalau aku waktu baligh,
mulai berhati-hati saat keluar rumah, berpakaian sesuai syariat Islam,
dan sudah tidak lagi berteman dengan lawan jenis. Maklum, waktu itu
temanku kebanyakan laki-laki, biasanya main layang-layang ke sawah, main
kelereng di lapangan, main petasan dll. *jadi nostalgila, eh nostalgia
deh…
Akan kuceritakan sebab aku seperti itu, tapi singkat aja ya. Aku
tidak tahu siapa yang salah, aku sendiri atau orang tuaku atau
keluargaku. Ayahku nggak tahu ke mana, ibuku banting tulang mencari
nafkah buat aku dan adikku. Ibuku pulangnya sore, jadi nggak tahu aku
kesehariannya gimana.
Suatu hari, aku harus menerima kenyataan orang tuaku meninggal dunia,
sebelum aku baligh. Jadilah aku yang tidak ada mengarahkan, tidak ada
yang mengajarkan agama. Masih jelas terlihat sebagai status orang awam.
Aku tinggal dengan nenekku. Ada saudara, tapi mereka mendiamkan aku
seperti itu. Entah mereka tidak tahu dalam Islam itu bagaimana, atau
mereka nggak peduli. Semoga saja tidak. Aku yakinnya sih, mereka tidak
tahu cara mendidik anak.
Ketika masuk SMP, aku tertarik ikut ekstrakurikuler rohis. Alasannya
cuma satu, aku kagum sama guru agamaku yang nasihatnya mampu masuk ke
dalam hatiku. Lebay ya… hehehe.. dan kebetulan guru agamaku itu pembina
rohis. Nah dari situ aku tahu sebagian tentang pergaulan lawan jenis,
cara berpakaian, dan pokoknya mencakup semuanya ketika sudah baligh.
Peduli sekitar yuk!
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam, sebagai seorang
remaja kita mempunyai andil yang sangat besar bagi perubahan lingkungan.
Biasanya yang mampu mengubah dan membawa temannya ke arah yang baik
atau bahkan ke arah yang buruk.
Saat teman ada yang bermaksiat, seperti menjaili temannya, mencuri,
waktunya sholat jumat malah main game online, atau yang ceweknya malah
bergelayutan di tangan lelaki dll, siapa lagi yang menyadarkan mereka
selain kita yang udah tahu? Iya kan?
Bener. Yakin deh kalau orang tuanya yang menasihati pasti nggak akan
mau dengar, soalnya berbeda karakter. Biasanya kan orang tua cara
menyampaikan “petuahnya” nggak bisa berbicara seperti ke teman. Biasanya
juga susah memahami kita. Pengennya menang aja. Maaf nih buat para
orang tua bukan bermaksud menyalahkan (hehehe…). Tapi kalau kita yang
menasihatinya kemungkinan besar mau dengar, soalnya kita satu karakter
dan bisa memahami. Iya nggak sih? Silakan dicoba aja dah! Bener lho,
langsung praktek!
Oya, tentunya untuk bisa mengarahkan teman kita yang seperti itu,
kita harus punya ilmu. Agar bisa menasihatinya sesuai dengan tuntunan
al-Quran dan Hadits.
Sobat muda muslim, saat aku browsing mencari bahan tulisan
ini aku menemukan tips untuk remaja seperti kita untuk berdakwah di
lingkungannya. Tips ini menurutku bagus lho. Sayangnya aku lupa tidak
meng-copy sumbernya. Tapi ada yang aku ubah sedikit. Semoga aja yang
nulis nggak marah. *ngarep dot kom hehehe…
Sip, aku beberkan tipsnya dengan beberapa poin yang udah dimodifikasi biar tambah asik dari aslinya ya:
Pertama, niat. Yes! Awali dengan
niat karena Allah semata. Jangan sampai ada niat untuk sombong dan
merasa benar sendiri. Jangan sampai ada kesan menggurui dan menganggap
bodoh teman yang sedang kita dakwahi. Petunjuk itu dari Allah. Lakukan
upaya maksimal dalam menyadarkan teman dan jangan lupa berdoa untuknya
agar segera kembali ke jalan yang benar. Sungguh, tidak ada yang mampu
memberi jalan bila sudah disesatkan oleh Allah Swt dan tak ada yang
mampu menyesatkan bila sudah diberi petunjukNya. Jadi jangan lupa berdoa
ya.
Kedua, lakukan apa yang kamu katakan. Ngomong
gampang, tapi melakukannya itu yang butuh upaya lebih. Kalo kita cuma
bisa ngomong tanpa melakukan apa yang kita omongkan, maka orang lain
terutama teman-teman kita tak akan percaya pada kita lagi. Misal nih,
kita bilang sholat wajib, tapi ketika adzan dikumandangkan kita masih
asyik aja facebook-an. Bahaya!
Ketiga, gunakan al-Quran dan hadits. Dalam
berdakwah, gunakan al-Quran dan hadits sebagai acuan, bukan kata si A
dan si B atau bahkan kata nenek moyang. Banyaklah baca buku-buku
keislaman dan pahamilah wawasan keislaman itu sendiri. Jangan sampai
kita menyampaikan sesuatu yang kita tidak punya ilmu tentangnya.Jadikan
sirah (sejarah) Rasulullah saw. dalam berdakwah sebagai panduan kita
ketika berdakwah di lingkungan teman-temanmu.
Keempat, berbicaralah pada orang lain seakan-akan baru mengenalnya. Maksud
dari poin ini adalah jangan berusaha sok tahu tentang seseorang hanya
dengan melihatnya sekilas saja. Berbicaralah dengan ramah dan penuh
perhatian sehingga orang yang akan didakwahi merasa nyaman dan kemudian
percaya. Jangan terkecoh dengan penampilan. Misalnya salah seorang teman
kita yang tak pernah sholat Jumat. Kenalilah dirinya lebih jauh dan
jangan langsung berprasangka buruk. Ada banyak laki-laki yang tidak
sholat Jumat karena keluarganya tidak pernah mengajarinya dan ia pun
tidak tahu hukumnya. Jadi, tugas kita nih untuk mendekati orang-orang
semacam ini untuk memberikan pencerahan bagi kehidupannya sebagai
seorang muslim yang baik.
Kelima, murah senyum. Jika kita
ingin orang lain dekat dan menerima dakwah kita maka usahakan kita
bersikap ramah pada mereka. Tersenyum adalah salah satu kunci dari
keramahan ini. Yang patut diingat adalah tersenyum di sini konteksnya
adalah ramah secara umum dan tidak bermaksud tebar pesona pada lawan
jenis. Bagaimana pun Islam mempunyai aturan dalam berinteraksi dengan
lawan jenis. Pastikan jangan pake atas nama dakwah untuk berdua-duaan
dengan lawan jenis. Bahaya! Nah, agar tidak timbul fitnah, usahakan
berdakwah fokus pada sesama jenis. Cowok yang berdakwah ke kalangan
cowok. Begitu juga cewek dakwahnya juga ke lingkungan cewek saja.
Keenam, bersikap aktif dan berbaur. Langkah
awal bagi keberhasilan dakwah adalah bersikap aktif dan berbaur dengan
objek dakwah. Sering-sering ngobrol dengan mereka yang ingin kita
dakwahi. Jadikan mereka percaya bahwa kamu adalah tempat yang asyik
untuk curhat, berbagi cerita baik suka maupun duka. Mengerjakan PR
bareng, menenangkan di kala mereka gundah, atau sekadar menjadi teman
yang baik ketika mereka butuh curhat dan diskusi. Namun ingat, yang
utama kita harus bisa menjaga rahasia karena mereka sudah percaya pada
kita. Tapi bila keadaan berubah menjadi serius dan berbahaya, misalnya
saja ada yang berniat bunuh diri karena frustasi menghadapi masalahnya,
maka jangan segan-segan menghubungi orang yang lebih dewasa untuk
menyikapi masalah ini.
Ketujuh, tekankan sholat wajib 5 kali sehari sebelum kewajiban lainnya. Hubungan
dengan Allah secara pribadi itu ada pada kewajiban sholat 5 waktu.
Jangan memberikan banyak materi lain lebih dulu sebelum kesadaran untuk
sholat wajib 5 waktu bisa terlaksana dengan baik. Tekankah bahwa dengan
sholat saja hubungan dengan Allah terjalin secara langsung tanpa
perantara. Hanya Allah Ta’ala saja tempat bersandar jika manusia
menghadapi masalah. Sholat adalah saat yang tepat untuk meminta
pertolonganNya. Jika mungkin, usahakan untuk sholat berjamaah ketika
kamu sedang ngobrol santai dengan mereka. Ketika sholat ini sudah
dijalankan dengan konsisten, maka hal-hal lain akan lebih mudah untuk
diingatkan misalnya saja tidak boleh memaki, patuh pada orang tua dan
cara berpakain yang menutup aurat sesuai dengan syariat Islam.
Kedelapan, jangan pergi ketika mereka sedang down. Ingat,
ketika seseorang sudah mulai mau menjalankan ajaran-ajaran Islam dengan
teratur, tidak berarti urusan sudah selesai. Akan ada ujian dan cobaan
dalam hidup yang kadang bisa membuat futur/down atau lemah iman
seseorang. Ada kalanya mereka mempertanyakan lagi keadilan Allah Swt
akan jalan hidup sulit yang mereka tempuh. Jangan putus asa apalagi tega
meninggalkan mereka. Dampingilah mereka untuk kembali menemukan jati
diri keislaman mereka.
Nah itu tadi beberapa tipsnya, menarik bukan? Oke deh Bro en Sis,
kamu bisa menjadi remaja yang mampu membawa teman-temannya sadar dan
mengenal Islam. Sudah saatnya remaja peduli bahwa siapa lagi yang akan
memperjuangkan Islam di tengah-tengah masyarakat kalau bukan kita semua?
Makanya jangan malas ya untuk belajar Islam. Yuk kita sama-sama
memperbaiki teman-teman kita agar kembali pada Islam secara kaaffah
alias total alias nggak pilih-pilih ngelaksanain jenis syariat Islam.
Tetapi laksanakan semua, baik kamu sukai atau tidak kamu sukai. Sebab,
melaksanakan syariat Islam itu perintah Allah Ta’ala. Maka, rendahkan
egomu dan singkirkan hawa nafsumu. Biar mantap, barengi dengan ngaji dan
belajar Islam lalu dakwahkan
Sumber : http://www.gaulislam.com/kalau-bukan-kita-siapa-lagi#more-4501
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tulis Pesan yang ingin kamu sampaikan disini