Jumat, 23 November 2012

Hikmah Piala Eropa

Ilustrasi: nonton bola
Jutaan pasang mata menyaksikan pertandingan demi pertandingan sepak bola Piala Eropa 2012. Ada yang memfavoritkan Perancis, Jerman, Inggris, atau Spanyol. Jantung berdegup kencang ketika bola sudah di muka gawang tim favorit. Di tengah ketegangan yang memuncak tiba-tiba teriakan Goooool! memecah keheningan malam! Kemudian mereka berjingkrak-jingkrak. Sebagian lagi diam terpaku sedih…

Mario Gomez dari Jerman, Cristiano Ronaldo dari Portugal, Andreas Iniesta dari Spanyol, Wayne Rooney dari Inggris, atau Mario Balotelli dari Italia, semua menjadi pemain favorit yang diagung-agungkan bak pahlawan. Bahkan anak saya Eqi dan Esqi yang masih duduk di bangku SD pun hafal di luar kepala nama-nama itu.
Saking serunya permainan ini sampai-sampai kita tidak sempat melihat pelajaran besar di balik pertandingan-pertandingan hebat ini. Rugi rasanya kalau banyak waktu telah dihabiskan untuk menonton bola, tapi kita tidak mengambil hikmah besar yang bisa kita raih di balik fenomena ini untuk pelajaran dalam menghadapi kehidupan.
Saudaraku yang disayang Allah,
Pada dasarnya fitrah manusia memang suka menghadapi “tantangan” seperti halnya Gomez dan Ronaldo, karena itu banyak manusia suka bermain dan menonton pertandingan bola. Manusia suka akan fitrahnya sendiri yaitu “menghadapi tantangan”. Sesungguhnya bukan semata ingin menonton sebuah gol indah. Kalau tidak percaya, coba bayangkan kalau semua pemain membawa bola masing-masing dari negaranya. Jika ada 22 buah bola berseliweran di tengah lapangan, apakah Anda masih mau menonton gol indah itu? Apakah masih ada TV yang mau meliput? Apakah masih ada iklan sponsor?
Ya, memang manusia sesungguhnya diciptakan untuk menghadapi tantangan. Itulah harkat dan derajat fitrah manusia. Karena itu Allah menciptakan diri kita demikian sempurna, dengan dilengkapi kaki, tangan, mata, telinga, otak dan hati yang sempurna pula. Seperti layaknya pertandingan sepak bola kelas dunia, maka mental dan fikiran kitapun harus siap seperti pemain sepak bola internasional itu dalam menghadapi pertandingan demi pertandingan, hingga mendapatkan piala.
Bukan hanya Piala Eropa, tapi Piala Dunia, dan Piala Akhirat.
Akan tetapi kenyataan yang sering terjadi adalah bahwa mental kita sering tidak siap menghadapi pertandingan di dunia. Kita sering cepat putus asa, bahkan kalah sebelum pertandingan. Lebih celaka lagi menghindari dan malah lari dari pertandingan. Kalaupun dipaksa masuk ke dalam sebuah pertandingan oleh “pelatih” maka ia kecewa dan marah kepada “pelatih”, lalu berkata, “Yaa Tuhanku mengapa Engkau memilih aku dan memasukkan aku ke dalam pertandingan final kelas dunia yang berat ini? keluarkanlah aku dari pertandingan ini?
Lantas kalau tidak mau menghadapi “pertandingan kehidupan” ini bagaimana kita menunjukkan diri kita kepada Tuhan bahwa engkau adalah seorang juara yang patut mendapat dua buah piala, yaitu Satu Piala Dunia dan Satu Piala Akhirat yang diberikan oleh Allah Yang Maha Penyayang. Bayangkan apabila engkau menang maka malaikat sebagai wasit juri menyambut di pintu surga seraya berjejer seperti anak gawang dan berkata: “Salaamun alaikum bimaa Sobartum (keselamatan bagimu atas kesabaranmu. Ar-Ra’d 24), dan kemudian bayangkan kita memasuki surga dan Allah menyambut:
“Salaamun Qoulan min Robbir Rohiim (kepada mereka dikatakan “Salam” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” (QS. Yaasin: 58)
“Alil Lam Miiim.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: “Kami telah beriman”, sedangkan mereka tidak diuji lagi?
Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka,
maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
(QS. Al-Ankabut: 1-3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tulis Pesan yang ingin kamu sampaikan disini